Penguat Inverting menggunakan Op-Amp

Gambar 1: Rangkaian Dasar Penguat Inverting
 

Penguat Inverting adalah rangkaian penguat menggunakan komponen Op-Amp yang selain dapat menguatkan tegangan input, penguat inipun bersifat membalikkan fase atau polaritas tegangan input tersebut. Jika tegangan input berupa tegangan DC positif, maka sinyal output berupa tegangan DC negatif. Sebaliknya, jika sinyal input berupa tegangan DC negatif, maka sinyal output juga akan berupa tegangan DC positif.

Angka penguatan atau amplifikasi dari suatu Penguat Inverting sangat ditentukan oleh nilai resistor umpan balik, yang pada Gambar 1 di atas, disebut RF , dan juga oleh nilai resistor seri yang terpasang di jalan masuk, yang di gambar itu disebut sebagai RS , dengan formulasi sebagai berikut:


Sebagai contoh adalah gambar berikut.


Gambar 2: Penguat Inverting, dengan sinyal input berupa tegangan DC positif

Dari gambar 2, dengan nilai RF  = 10k dan RS  = 1k, maka angka penguatan tegangan akan sama dengan:

Masih dari gambar 2 di atas, dengan tegangan input sebesar +1VDC , maka tegangan output penguat akan sama dengan:

Tanda minus (-) pada tegangan output menunjukkan adanya pembalikan fase, dimana fase sinyal output atau eo  berlawanan fase terhadap fase sinyal input. Dengan tegangan input DC positif (yaitu +1V), maka tegangan output akan negatif (-10V).

Sekarang, bagaimana jika sinyal input merupakan tegangan DC dengan polaritas negatif seperti gambar  3 berikut?

Gambar 3: Penguat Inverting dengan sinyal input tegangan DC negatif

Dari gambar 3 tersebut, besarnya tegangan output dihitung dengan:

Dengan sinyal input berupa tegangan negatif, maka tegangan output menjadi berpolaritas positif.

Lalu bagaimana jika Penguat Inverting digunakan untuk penguat sinyal AC? Untuk menguatkan sinyal bolak-balik atau AC, semisal sinyal suara, maka di bagian input penguat harus dipasang kondensator kopling input. Tujuannya adalah, agar sinyal input AC dapat masuk ke penguat tetapi tidak merubah nilai tegangan DC atau tegangan bias penguat inverting itu sendiri. Begitu juga di bagian output perlu dipasang sebuah kapasitor sebagai kapasitor kopling dengan tujuan serupa, yaitu untuk mengirim keluar sinyal output, tetapi tidak merubah komponen DC nya.

Berikut contoh rangkaiannya.


Gambar 4: Penguat Inverting sebagai penguat sinyal AC

Angka penguatan dari penguat Inverting di gambar 4 itu, juga ditentukan oleh nilai-nilai RF  dan RS  dengan formulasi yang sama, yakni,



Sekarang contoh rangkaian Penguat Inverting sebagai penguat sinyal AC dengan input berupa sinyal berbentuk gelombang sinus sebesar 1Vp-p.


Gambar 5: Penguat Inverting dengan input sinyal AC 1kHz

Pada gambar 5 tersebut, sinyal-sinyal input dan output diukur bentuk dan besar sinyalnya menggunakan Osiloskop atau CRO (Cathode Ray Oscilloscope). Dan hasil pengukurannya sebagai berikut:



Gambar 6: Bentuk dan besar sinyal input dan output penguat Inverting di gambar 5.

Berapa perbandingan sinyal input dengan outputnya? Ditentukan sebagai berikut:


Sinyal yang lebih kecil menunjukkan bentuk sinyal input, sedangan sinyal yang lebih besar adalah sinyal output. Terlihat sangat jelas bahwa ketika sinyai input (yang kecil) sedang berada di puncak positif, maka sinyal output (yang besar) sedang berada di puncak negatif. Atau sebaliknya, ketika sinyal input berada di puncak sinyal negatif, maka sinyal output sedang berada di puncak positif.

Di artikel selanjutnya kita akan membahas tentang Penguat Non Inverting.

Comments

Popular posts from this blog

Rangkaian PWM Sebagai Kendali Motor DC Menggunakan 555

Multivibrator Monostabil